Sunday, 26 May 2013
DRUG MANAGEMENT CYCLE AND THERAPEUTIC CYCLE
DRUG MANAGEMENT CYCLE
Drug management cycle
pada dasarnya merupakan suatu prosedur tahapan pengelolaan obat agar
ketersediaan suatu obat dapat berjalan dengan baik yang dapat mewujudkan tercapainya keefektifan serta efisien
sehingga obat yang diperlukan oleh dokter
selalu tersedia setiap saat dibutuhkan dalam jumlah cukup dan mutu terjamin untuk
mendukung pelayanan yang bermutu. Drugs
management cycle berperan dalam ketersediaan suatu obat di rumah sakit,
khususnya di instalasi rawat jalan.
Drug management cycle
terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
a. Use
b. Selection
c. Procurement
d. Distribution.
Keempat
hal diatas didukung oleh suatu management
support yang terdiri dari organization
(organisasi), financing (keuangan), information management (sistem informasi
manajemen) dan human resources
(sumber daya manusia). Setiap tahap pada drug management cycle tersebut harus
didukung oleh management support yang
ada sehingga pengelolaan obat dapat berlangsung secara efektif dan efisien, dan
keempat unsur tersebut harus dilakukan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
a. Use
Use
pada drugs management cycle meliputi : diagnozing,
prescribing, dspensing dan proper
consumtion by the patient. peranan apoteker dalam hal ini adalah dapat
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain untuk menjamin
dan memastikan bahwa pasien menerima obat yang rasional, tepat dengan
kebutuhan klinis pasien dengan dosis yang
sesuai dengan kebutuhan dosis individual untuk jangka waktu yang sesuai dan biaya
yang paling rendah. Penggunaan obat yang rasional diharapkan dapat mengurangi angka
kejadian medication error dan dapat membuat biaya yang ditanggung pasien menjadi
seminimal mungkin khususnya terkait dengan biaya obat. Dalam use
ini, perananan penting apoteker adalah terlibat dalam dispensing dan proper
consumtion by the patient (pemilihan obat yang paling tepat untuk pasien),
yang tahapan awalnya adalah skrining resep. Pemberian obat yang tidak rasional
berdampak kepada penggunaan obat yang tidak tepat, sehingga di khawatirkan
menimbulkan efek terhadap kualitas terapi yang dihasilkan, permasalahan yang
paling sering dalam pemberian obat yang tidak rasional adalah polifarmasi,
sehingga diperlukan langkah-langkah untuk mengetahui apakah obat yang digunakan
rasional atau tidak.
1. Mengidentifikasi
masalah
2. Memahami
penyebab
3. Memcatat
kemungkinan terjadinya interaksi
4. Mengkaji
ulang informasi yang tersedia
5. Memilih
interaksi
6. Memantau
dan mendata ulang kerja obat.
Adapun,strategi
yang dapat dilakukan untuk mencapai obat yang rasional diklasifikasikan menjadi
beberapa cara:
1. Strategi
edukasi, meliputi : Pelatihan penulisan
resep (seminar, workshop), mencetak bahan (literature klinis dan Koran,
guidelines terapi, formulasi obat), pendekatan berdasarkan pertemuan langsung.
2. Strategi
manajerial meliputi : Memulai pemilihan,
pengadaan dan distribusi, memulai peresepan dan penyerahan obat, pembiayaan (
mengatur harga
3. Strategi
regulasi,meliputi : Registrasi obat, daftar obat terbatas, pembatasan resep,
pembatasan penyerahan obat.
b.
Selection
Selection
dalam drugs
management cycle pada dasarnya
adalah pemilihan obat di instalasi rumah sakitsampai ke revisi formularium.
Proses kegiatan selection meliputi :
mereview masalah-masalah kesehatan, mengidentifikasi pemilihan treatment
yang paling tepat, pemilihan dosis untuk masing-masing individu dan bentuk
sediaan yang paling tepat serta memastikan bahwa obat yang dibutuhkan oleh
dokter dan pasien selalu tersedia di instalasi farmasi di rumah sakit.
c. Procurement
Procurement,
kegiatannya meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan serta penyimpanan obat
dalam rumah sakit. Pengadaan merupakan kegiatan
untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan. Ada beberapa kunci pengadaan
obat yang baik yaitu, dengan review data obat yang akan diadakan, kualifikasi dan
monitoring supplier, penawaran yang bersaing, dan jumlah obat yang dipesan berdasarkan
kebutuhan dilapangan,dalam hal ini adalah kebutuhan permintaan suatu obat di
rumah sakit yang dapat dipercaya. Selain itu, juga diperlukan adanya pembayaran
dan pengelolaan dana yang baik dan efisien. Ada prosedur tertulis dan transparan,
jaminan kualitas produk, pemeriksaan tahunan dengan hasil dilaporkan dan adanya
laporan rutin pelaksanaan pengadaan obat. Cara pengadaan suatu obat dapat
dilakukan berbagai cara yaitu : Produksi sediaanfarmasi (produk steril dan non
steril), sumbangan atau droping atau hibah, Kerjasamaoperasional, Penyewaan, Pembelian,
bisa melalui tender (oleh panitia pembelian barang farmasi) maupun secara langsung
dari pabrik, distributor, maupun pedagang besar farmasi.
d.
Distribution
Pendistribusian
obat merupakan suatu proses penyerahan obat setelah sediaan disiapkan oleh unit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit sampai dengan dihantarkan kepada perawat, dokter,
atau profesi kesehatan lain untuk didistribusikan kepada pasien.
Ada 4 elemenutamadalamsistemdistribusi :
a)
Desain sistem (geografis
atau cakupan populasi, jumlah tingkatan dalam sistem, dan derajat sentralisasi)
b)
Sistem informasi
(kontrol persediaan, catatan dan formulir, pemakaian laporan, aliran informasi)
c)
Penyimpanan (pemilihan
tempat, desain bangunan, sistem penanganan bahan)
d)Pengiriman
(pemilihan transportasi, pengadaan kendaraan, pemeliharaan kendaraan, dan
jadwal pengiriman).
Syarat-syarat
distribusi yang dirancang dan dikelola dengan baik
1.
Menjaga pasokan obat
agar tetap konstan
2.
Menyimpan obat dalam
kondisi baik selama proses distribusi
3.
Meminimalkan kerugian
obat dikarenakan pembusukan dan kadaluwarsa
4.
Menyimpan catatan
inventarisasi secara akurat.
5. Merasionalkan
tempat penyimpanan obat.
6. Memanfaatkan
sumber daya transportasi yang ada seefisien mungkin.
7.
Mengurangi pencurian
dan penipuan
8.
Memberikan informasi
mengenai perkiraan kebutuhan obat.
THERAPEUTIC CYCLE
Therapeutic cycle
merupakan sebuah siklus untuk mencapai terapi pengobatan yang efektis, efisien
dalam peningkatan efektifitas terapi yang berdampak pada peningkatan kualitas
hidup pasien, Therapeutic cycle merupakan
bagian yang tidak mungkin terlepas dari drug
management cycle. kegiatan Therapeutic cycle meliputi : pelaporan,
pengendalian, pemusnahan dan pencatatan, dimana keempat unsur tersebut didukung
oleh management support antara lain :
organisasi, Finansial, sistem informasi , dan sumber daya manusia.
pada
proses pelaporan, kegiatan yang dilakukan melingkupi pengadaan suatu obat, yang
sebelumnya telah direncanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan obat terkait
dengan kegunaannya dalam terapi pasien. Pada tahap pengendalian, obat yang
dilaporkan kemudiaan akan dilakukan proses penerimaan yang kemudian akan masuk
dalam gudang penyimpanan dan selanjutnya akan mengalami proses distribusi
hingga sampai ke tangan para tenaga medis untuk selanjutnya dapat digunakan
untuk terapi pasien, pada tahap pengawasan obat, prosesnya yang melingkupi
adalah pemusnahan dan distribusi obat, kedua proses ini perlu dilakukan untuk
menghindari adanya penyimpangan yang terjadi dalam penyalah gunaan obat
terutama dalam proses distribusi, serta pemusnahan untuk obat-obat yang
kadaluarsa, proses yang terakhir adalah dokumentasi atau pencatatan, dimana
hasil dari proses dispensing dan pemilihan obat dapat dilakukan evaluasi untuk
dilakukan monitoring terkait pemilihan obat yang digunakan sebagai terapi,
sehingga dapat dketahui serta dapat mengatasi apabila kemungkina obat yang
diberikan memberikan hasil efek yang tidak diharapkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Journal penelitian DRUG MANAGEMENT CYCLE luar negeri internasional ada ngga.,,,
nggakada dapusnya ya?
Post a Comment