PSORIASIS
DEFINISI
Psoriasis adalah penyakit kronik dengan ciri penebalan kulit yang
berlebih dan berulang, eritematus dan scaling
plaque.
PATOFISIOLOGI
- Penyebab psoriasis tidak
diketahui, tapi dari studi pada hewan mungkin disebabkan oleh imunosit yang merangsang
ativasi sekunder dan kelainan pertumbuhan keratinoxit dan endotel
vascular.
- Defek pada siklus sel epidermal
bisa memegang peranan penting pada patogenesis penyakit. Sel epidermal
yang psoriatic proliferasinya tujuh kali lebih cepat dari sel epidermal
biasa. Proliferasi epidermal juga meningkat pada kulit yang tampaknya
normal dari pasien psoriatic.
- Kulit psoriatic menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas metabolic dan peningkatan cGMP, DNA, RNA, IgG, dan C3. Pada lesi psoriatic, level asam
arakidonat 30 kali lebih tinggi dari normal, dan level prostaglandin E2 50% lebih tinggi
dari normal.
- Ada komponen genetic yang
signifikan padap psoriasis. Studi histokompatibilitas antigen pada pasien
psoriatik menunjukkan sejumlah
hubungan yang signifikan, terutama dengan HLA-Cw6, dimana kemungkinan
relative untuk pembentukan pisioriasis 9-15 kali normal.
- Iklim, stress, infeksi, trauma,
dan obat bisa memperburuk psoriasis. Cuaca hangat dan cahaya matahari mengurangi
psoriasis pada 80% pasien, sedangkan 90% memburuk pada cuaca dingin.
Infeksi (seperti, streptokokal, saluran pernafasan atas) bisa menjadi
factor pemicu. Cedera (seperti, lecet, venipuncture, gigitan, operasi) ke
kulit yang tampak normal bisa memicu psoriasis (respon Koebner). Lithium
carbonate dan β blocker bisa memperburuk psoriasis.
TAMPILAN KLINIK
- Lesi dicirikan dengan sharply demarcated, papule
eritematus dam plak yang seringkali ditutupi oleh sisik berwarna perak
keputihan. Lesi awal biasanya berupa papul kecil yang akan membesar dan
membentuk plak. Jika sisik dipindahkan, terlihat lesi berwarna pink,
mungkn dengan perdarahan kecil dari kapiler dermal (tanda Auspitz).
- Psoriasis pada kulit kepala bisa
berupa scaling on erythematous scalp
sampai plak yang menebal dengan
eksudasi, mikroabses, dan fissure. Lesi punggung, tangan, dan
kaki bisa mengumpul, terpencar, discrete, seperti tetesan air, atau berupa plak
besar. Telapak tangan, soles,
wajah dan alat kelamin juga bisa terkena. Kuku yang terkena seringkali pitted dan ini dihubungkan dengan
material keratotik subungual berwarna kuning. Bisa terlihat bercak kunig
di bawah kuku.
- Arthritis psoriasis merupakan
kondisi klinis dimana lesi psoriasis dan arthritis terjadi.
DIAGNOSIS
- Diagnosis didasarkan pada temuan
dari pemeriksaan fisik pada lesi psoriasis.
- Riwayat medis pasien dengan
psoriasis sebaiknya termasuk informasi mengenai onset dan durasi lesi,
riwayat keluarga untuk psoriasis, adanya factor penyebab, riwayat
sebelumnya untuk pengobatan antipsoriasis (jika ada) bersama dengan data
manfaat dan efek samping, paparan terhadap bahan kimia dan racun, dan
alergi (makanan, obat dan lingkungan).
HASIL YANG DIINGINKAN
Tujuan terapi adalah mencapai resolution
dari lesi, tapi pembersihan sebagian menggunakan regimen yang diberikan dengan
menurunnya toksisitas dan meningkatnya kepatuhan pasien bisa diterima untuk
beberapa kasus.
PERAWATAN
- Panduan terapi sistemik dan
topical pada Tabel 16-1 dan 16-2
Terapi Farmakologi Topikal
Emolien dan Keratolitik
- Emolien (pelembab) menghidrasi
stratum korneum dan memperkecil penguapan air. Agen ini bisa memperkuat desquamation, menghilangkan scaling, dan mengurangi pruritus.
Agen ini perlu digunakan beberpa kali sehari untuk mencapai respon yang
diinginkan. Efek samping termasuk folliculitis dan alergi atau dermatitis
kontak
- Asam salisilat adalah keratolitik
yang paling banyak digunakan. Ketika digunakan dalam konsentrasi 2-10%,
agen ini menurunkan kohesi antar korneosit pada lapisan horny abnormal dari kulit psoriasis. Ini
berperan untuk memindahkan scales
dan mengurangi hyperkeratosis.
- Asam salisilat menyebabkan iritasi
local. Penggunaan pada area luas yang mengalami peradangan bisa merangsang
salisilisme dengan simtom mual, muntah, tinnitus, atau hiperventilasi.
Tar Batubara
- Tar batubara mengandung sejumlah
komponen hidrokarbon yang terbentuk dari distilasi batubara bituminous. Tar
batubara yang diaktivasi UV B mengala,I fotoaduksi dengan DNA epidermal
dan menginhibit sintetasi DNA. Penormalan laju replikasi epidermal ini
bisa mengurangi peningkatan plak.
- Tar batubara merupakan terapi yang
efektif, tapi butuh waktu, mempunyai bau yang tidak enak, dan bisa
menempel pada kulit dan pakaian, merubah warna rambut yang ringan
(reversible), dan tarnish
perhiasan dari perak.
- Penggunaannya biasanya langsung
pada lesi (seringkali sewaktu tidur) tapi bisa juga digunakan di air mandi
dan sebagai sampo. Perawatan kontak singkat berupa penggunaan tar 2 jam
sebelum terapi ringan dan menghindari penggunaan sepanjang malam yang bisa
terpengaruh dengan tidur.
- Meski banyak hidrokarbon aromatic
polinuklear yang diketahui sebagai karsinogen, tidak ditemukan peningkatan
resiko kanker. Tetapi, ada kasus yang mengindikasikan insiden karsinoma
kutaneus yang lebih tinggi pada pasien yang terpapar tar batubara dan
sinar UV B.
Glukokortikoid Topikal
- Glukokortikoid topical bisa menghambat
sintesis dan mitosis DNA pada sel epidermal dan tampaknya menginhibit
fosfolipase A, menurunkan jumlah asam arakidonat, prostaglandin, dan
leukotrien di kulit. Efek ini, dipadukan dengan vasokontriksi setempat,
mengurangi eritema, pruritus, dan scaling.
Sebagai agen antipsriasis, penggunaannya paling baik dengan produk dengan
fungsi spesifik menormalkan hiperproliferasi epidermal.
Table 16-1
Table 16-2
- Produk potensi lemah mempunyai
sifat anti-inflamasi ringan dan aman untuk pemakaian lama, untuk digunakan
di wajah dan area intertriginous,
untuk digunakan dengan klusi, dan pada bayi dan anak.
- Produk potensi sedang digunakan
pada dermatose inflamatory sedang. Penggunaannya bisa untuk wajah dan area
intertiginous untuk waktu
terbatas.
- Sediaan potensi tinggi digunakan
pada dermatose inflammatory parah. Agen ini bisa digunakan dalam durasi
sedang sampai lama pada area dengan penebalan kulit karena kondisi kronik.
Agen ini juga bisa digunakan di wajah dan area intertriginous, tapi hanya untuk waktu yang singkat.
- Produk potensi sangat tinggi
terutama digunakan sebagai alternative untuk terapi glukokortikoid
sistemik ketika area local terlibat. Agen ini bisa digunakan pada lesi
psoriasis yang tebal dan kronik. Karena adanya kemungkinan tinggi untuk
atrpi kulit, penggunaannya hanya untuk waktu terbatas dan pada area
terbatas. Produk oklusif sebaiknya tidak digunakan dengan agen ini.
- Salep merupakan bentuk sediaan
paling efektif untuk psoriasis karena mempunyai fase minyak yang oklusif
yang menghambat efek hidrasi dan meningkatkan penetrasi glukokortikoid ke
dermis. Salep tidak digunakan untuk area seperti axilla, groin, atau
area intertiginous lainnya dimana maserasi dan folikulitis bisa terjadi karena efek oklusi.
- Krim umumnya merupakan produk
emulsi dengan fase aqueus. Beberapa pasien lebih menyukainya daripada
salep dilihat dari sudut pandang kosmetik. Krim bisa digunakan di area
intertriginous meski karena kandungan minyaknya yang rendah sehingga lebih
cepat kering dari salep.
- Untuk bentukan psoriasis akut,
pasien harus diintruksikan untuk menggunakan steroid topical potensi
tinggi tiap 2 jam selama 24-48 jam, diikuti dengan menurunkan pemberian
menjadi tiga sampai empat kali sehari. Untuk penjagaan, penggunaan sekali
atau dua kali sehari efektif biaya dan mengahsilkan vasokontriksi
mendekati maksimal.
- Efek sampng termasuk atrpi
jaringan, degenerasi, dan striae.
Jika terdeteksi dini, efek ini bisa dihentikan dengan penghentian terapi.
Penipisan epidermis bisa menyebabkan visibly
distended capillaries (telangiectasias) dan purpura. Bisa muncul jerawat dalam jumlah banyak dan simton
terselubung dari infeksi bakteri atau jamur pada kulit. Efek sistemik
termasuk resik penekanan pada axis hipotalamik-pituitari-adrenal,
hiperglisemia, dan pengembangan simtom Cushingid. Takifilaksis dan
serangan ulang psoriasis setelah penghentian terapi mendadak juga bisa
terjadi.
Anthrallin
- Anthrallin tampaknya menginhibit
sintesi DNA dengan interkalasi antara rantai DNA. Agen ini juga bisa menurunkan proliferasi epidermal
dengan inhibisi mitokondrial.
- Iritasi dan inflamasi umum terjadi
dan bisa dihubungkan dengan efek klinik sampai tingkatan tertentu. Efek
samping ini seringkali membatasu terapi.
- Karena anthrallin bekerja pada
konsentrasi molecular rendah, regimen kontak singkat (penggunaan selama 20
menit) efektif dengan penurunan efek samping. Mentitrasi kekuatannya
perlahan dari konsentrasi rendah (0,1%-0,25%) ke konsentrasi tinggi
(0,5-1%) bisa memperkecil iritasi. Produk anthrallin harus digunakan hanya
ke area yang sakit karena kontak dengan kulit normal bisa menyebabkan
iritasi berlebih dan meninggalkan bekas, yang biasanya hilang dalam 1-2
minggu setelah penghentian.
Calcipotriene
- Calcipotriene (Dovonex) adalah
analog vitamin D sintetik yang digunakan untuk plak psoriasis ringan
sampai sedang. Agen ini menginhibit proliferasi sel dan induksi difrensiasi sel.
- Perbaikan kondisi biasanya terjadi
dalam 2 minggu perawatan, dan sekitar 70% pasien menunjukkan peningkatan
setelah 8 minggu.
- Efek samping termasuk rasa terbakar lesional dan perilesional
dan nyeri, kulit kering, terkelupas, kemerahan, dan psoriasis yang
memburuk. Metabolisme kalsium bisa berubah, dan hiperkalsimea telah
dilaporkan.
Tazarotene
- Tazarotene (Tazorac) adalah
retinoid sintetik yang terhidrolisa ke metabolit aktifnya, asam
tazaroteneat, yang mempunyai afinitas terhadap rrseptor asam retinoid.
- Agen ini tampaknya mempengaruhi
factor patogenik primer yang terlibat pada psoriasis: kelainan pada
difrensiasi, hiperproliferasi dari keratinosit, dan inflamasi
- Gel 0,05% dan 0,1% sekali sehari
efektif untuk plak psoriasis ringan sampai sedang. Penggunaan gel pada
kulit eksem atau ke lebih dari 20% area tubuh tidak dianjurkan karena bisa
menyebabkan absorpsi sistemik berlebih. Gel 0,1% tampaknya lebih efektif,
tapi gel 0,05% kurang iritasi.
- Efek samping tergantung dosis dan
frekuensi pemberian dan termasuk pruritus ringan sampai sedang, rasa
terbakar, stinging, dan eritema.
Terapi Farmakologi Sistemik
Acitretin
- Acitretin (Soriatane) adalah derivta
asam retinoat dan metabolit aktif dari etretinate. Agen ini diindikasikan
untuk psoriasis parah, termasuk erythrodermic
dan tipe pustular.
- Dosis awal yang dianjurkan adalah
25-50 mg; terapi dilanjutkan sampai lesi kembali normal.
- Efek samping termasuk kulit,
mulut, mata, dan hidung kering; mata kering/konjunctivitis; kulitkering;
pruritus; scaling; rambut
rontok; hepatotoksik; perubahan skeletal; hiperkolseterolemia; dan
hipertrigliserinemia.
- Acitretin adalah teratogen dan
dikontraindikasikan untuk wanita hamil atau merencanakan kehamilan dalam 3
tahun setelah penghentian obat.
Siklosporin
- Siklosporin menunjukkan aktivitas imunosupresan dengan
menginhibit langkah awal pada aktivasi sel T. agen in ijuga mempunyai
aktivitas anti-inflamasi dengan inhibisi pelepasan mediator inflamasi dari
sel mast, basofil, dan sel polimorfonuklear.
- Efek samping termasuk disfungsi
ginjal, hipertensi, paresthesias,
hipertrichosis, hiperplasi
gingival, dan kelainan saluran cerna.
Tacrolimus
- Tacrolimus, suatu imunosupresan,
telah menunjukkan efektif pada perawatan plak psoriasis tipe recalcitrant.
- Dosis oral 0,05 mg/kg per hari
(ditingkatkan sampai 0,15 mg/kg per hari jika dibutuhkan) telah
menunjukkan hasil yang efektif.
- Efek samping termasuk diare,
paresthesias, imsomnia, dan turunnya kerja ginjal.
Sulfasalazine
- Sulfasalazine (3-4 g/hari oral
selama 8 minggu) telah dilaporkan efektif untuk psoriasis tipe plak pada
beberapa pasien. Ketika digunakan tunggal, agen ini tidak sefektif methotrexate, psoralens plus ultraviolet
A (UVA) (PUVA), atau etretinate. Tetapi, agen ini
mempunyai tingkat kejadian efek samping parah lebih rendah dari terapi
sistemik lainnya.
Terapi Kombinasi
Terapi Sistemik-Fotokemoterapi; Psoralen Oral dan Topikal dan Sinar
UVA Gelombang Panjang
- Penggunaan PUVA mengontrl psoriasis pada hamper 90% pasien.
- Psoralen bereaksi dengan asam
nuclear dan terinterkalasi antara sepasang basa. Ketika DNA di-iradiasi
dengan sinar UV gelombang panjang (320-400 nm, UVA) psoralen berikatan
kovalen dengan base pirimidin, membentuk cross-link.
- Kandidat untuk terapi PUVA
biasanya mempunyai psoriasis parah yang tidak merespon terapi topical dan
tanpa riwayat untuk fotosensitivitas, kanker kulit, katarak, atau sinar-x
pada kulit.
- Methoxsalen (8-methoxypsoralen atau 8-MOP) biasanya 0,6-0,8 mg.kg dan
diberikan 2 jam sebelum paparan sinat UVA.
Dosis untuk UVA ditentukan oleh tipe kulit pasien dan riwayat
sebelumnya untuk respon terhadap radiasi UV.
- Penggunaan 8-MOP pada air mandi
sama efektifnya dengan pemberian oral, jumlah UVA yang diperlukan
berkurang, dan dihubungkan dengan efek samping yang lebih sedikit.
EVALUASI HASIL TERAPI
- Pasien harus memahami konsep umum
dari terapi dan pentingnya kepatuhan.
- Pengawasan tingkatan penyakit dan
efek samping sangat kritis untuk keberhasilan terapi. Respon positif
berupa penormalan area kulit yang terkena, yang diukur dengan pengurangan
eritema dan scaling, dan juga pengurangan
peningkatan plak.
- Pencapaian efek terapi membutuhkan
waktu berhari-hari sampai berminggu-minggu. Respon awal yang cepat bisa
dicapai dengan agen seperti glukokortikoid; tetapi, manfaat dari terapi
antipsoriasis spesifik biasanya dicapai dalam 2-8 minggu.
SUMBER : HandBooks Pharmacotherapy (terjemahan)
0 comments:
Post a Comment